Breaking News

Masyarakat kota Banjarmasin ' Berteriak Histeris' Semakin Menumpuknya Sampah, Sementara Posisi DLH Lemah, Adanya Dugaan Kepala DLH Memiliki Masalah

Banjarmasin//Kesatuan Mahasiswa Tarbiyah Islam (KMTI) Banjarmasin, pada hari Sabtu 5 April 2025 angkat bicara.
Akibat sampah yang menumpuk di mana-mana. Sementara warga kota Banjarmasin pun turut mengeluh akibat sampah ini. Dan juga perekomian dikota Banjarmasin turut lesu. Hal ini di akibatkan sengatan bau sampah yang mencemari lingkungan sekitar di akibatkan sampah yang menumpuk seperti gunung.

Itulah potret terbaru di kota Banjarmasin yang bergelar 'Baiman' (Barasih wan Nyaman) sudah tidak lagi namanya, nama barunya adalah sampah menumpuk bagaikan gunung, dan seolah sudah kehilangan arah gelar tersebut, dan sementara urusan pengelolaan lingkungan, belum ada kejelasan sampai saat ini.

Sejak penutupan Tempat Pembuangan Sampah Akhir (TPSA) di jalan tol Gubernur Soebardjo tepatnya Basirih yang berlokasi sudah di tutup oleh Kementrian Lingkungan Hidup RI, tak ada skenario darurat yang benar-benar harus di jalankan di kota Banjarmasin ini, ibarat di tinggalkan oleh mereka yang semestinya harus bertanggung jawab terhadap permasalahan ini.

Sementara Dinas Lingkungan Hidup (DLH) kota Banjarmasin, yang selaku garda terdepan dalam hal ini, justru tidak menunjukkan tindakan, malah kelemahan yang ada dengan nyata, di lapangan seperti kita lihat beberapa tempat pembuangan sampah (TPS) di kota Banjarmasin ini. Seperti tidak ada komunikasi yang terbuka ke masyarakat, tidak ada transparasi mengenai soal sampah dan solusi apa yang akan di ambil dalam jangka pendek.

Malah dan bahkan koordinasi dengan pihak terkait pun, sangat minim terdengar oleh Kesatuan Mahasiswa Tarbiyah Islam (KMTI).

'Jika Dinas Lingkungan Hidup (DLH) sudah lumpuh dalam krisis masalah sampah seperti ini di kota Banjarmasin, maka yang terdampak, bukan hanya citra kota, tetapi kualitas hidup warga kota Banjarmasin pun ikut lumpuh, ungkap Reza ketua KMTI.

Kepala Dinas Lingkungan Hidup (DLH), saat ini bungkam atau diam terhadap masalah sampah ini yang ada di kota Banjarmasin.

Yang mana, seharusnya menjadi juru bicara dalam penyelamatan terhadap lingkungan, justru ini lebih banyak diam. Tidak ada klarifikasi di publik, tidak ada gebrakan yang di tunjukkan serta kebijakan yang akan di ambil dalam hal ini.

Maka wajar, jika kini mulai muncul pertanyaan: Apakah kepala Dinas Lingkungan Hidup kota Banjarmasin sudah memang tidak mampu untuk memimpin di dinas tersebut. Atau sedang ada yang di lindungi, untuk sesuatu yang tak ingin di ketahui oleh publik?, pertanyaan ini yang kami berikan,paparnya.

Sudah saatnya Kesatuan Mahasiswa Tarbiyah Islam, 'Turun Tangan', dalam hal untuk menyuarakan aspirasi masyarakat kota Banjarmasin terkait hal ini.

Kesatuan Mahasiswa Tarbiyah Islam (KMTI), dengan tegas menyatakan, bahwa kondisi ini tidak bisa di biarkan.

Pemerintah daerah kota Banjarmasin harus bertanggung jawab, termasuk melakukan evaluasi total terhadap kinerja kepala DLH kota Banjarmasin.

Kami mendesak pemerintah kota Banjarmasin dalam hal ini:
1. Melakukan audit terhadap kinerja DLH kota Banjarmasin secara menyeluruh.
2. Melakukan pembukaan kembali TPSA Basirih yang berlokasi di jalan Gubernur Soebarjo, dengan skema pengelolaan yang baru dan partisipatif.
3. Melibatkan aktifitas masyarakat sipil, akedemisi, dan mahasiswa dalam menyusun rencana solusi lingkungan 

Jika suara rakyat terus diabaikan, maka kami (KMTI) adalah sebuah organisasi kepemudaan yang fokus pada isu sosial, pendidikan, serta lingkungan.

Kami percaya, bahwa perubahan di mulai dari ilmu pengetahuan dan kejujuran demi terciptanya kebaikan.Gayatri Putri News@gmail.com melaporkan (Gatot)
© Copyright 2022 - Gayatri Putri News